KH. Kasduri Al Anshori – Hari Rabu pagi 27 Nopember 2024 saat coblosan Pilkada hampir semua kota nyaris sejak pagi masyarakat telah bergerak bahkan di tempat-tempat coblosan atau TPS sejak semalam ramai terus minimal para panitia dan keamanan,namun tidak demikian halnya dengan hari Kamis sehari setelah itu. Kami sebagaimana kegiatan rutin setiap hari jam 4.30 sudah berangkat ke Musholla Romzatul Anshori Perbon yang jaraknya dari rumah sekitar 400 m, habis subuh pulang jam 5 pagi kebetulan cucu tidur di rumah Latsari sedang bapak, ibu dan mbakyu-nya tidur di Kingking,maka begitu bangun melihat bapak,ibu dan kakaknya tidak ada langsung menangis minta diantar pulang ke Kingking.
Dalam perjalanan mulai Latsari bagian Utara, barat atau arat daya di mana rumahku berada di dekat Hotel Mustika menelusuri jalan P. Diponegoro, Jl. dr. Sutomo jl. Sumur Gempol sampai masjid Baiturrahim Kingkng sama sekali tidak menjumpai orang bahkan semua pintu masih tertutup rapat. Demikian juga saat kembali pulang ke Latsari sepi mampring kata orang Jawa sehingga betul-betul Tuban seperti kota mati pagi itu entah apa sebabnya. Baru setelah tiba di perempatan Gg Latsari l & ll saya nengok ke kiri atau ke selatan nampak ada api menyala dan dari sinar api itu nampak sosok seorang ibu sudah sibuk menunaikan tugas sucinya untuk mengais rizqi di Pagi buta itu.
Setelah berhenti sejenak saya dekati sumber cahaya itu yang bersinar itu dan setelah sampai ternyata sesosok itu tadi adalah Mbok Bakul Srabeh. Ketika saya sampaikan pesananku kami amati betapa trampinya ibu ini seorang diri sambil menyalakan api dari kayu dia membersihkan 6 cowek untuk masak Srabeh, menciduk adonan yang dituangkan ke cowek yang sudah panas sambil membungkus srabeh sesuai dengan jumlah pesanan pembeli.
Pada saat menanti antri pesanan mata saya menyorot tulisan yang ada di tembok pagar ada tulisan timbul besar-besaran: “Musholla Al Mabrur”. Kami tersentak, baru ingat itu kan musholla tinggalanya Pak Kyai Sjahid Mabrury gumam hati saya.
A. Mengenang Kyai Sjahid Mabrury.
K. Sjahid Mabrury tergolong tokoh militan Tuban pada zamannya. Gimana tidak? Di Tuban tahun 60 – 70 an mencari tokoh NU yang militan dan mumpuni baik ilmu, keberaniannya, ke Istiqomahan dalam ibadah dan perjuangannya serta mampu di bidang ekonomi untuk bekal perjuangan masih jarang apa lagi ditambah pejabat sebutan untuk pegawai negeri. Tapi kriteria itu semua ada pada diri tokoh K. Sjahid Mabrury ini , bahkan masih ditambah loyal dan tawadhu’ khususnya Kyai dimana tokoh sentral pada saat itu adalah Bpk KH Murtaji, dan K.Syahid Mabruri yang notabene anak buah di Kantor Depag Kemenag sekarang betul -sangat hormat dan tawadhu’ pada beliau sehingga tidak salah kalau K. Sjahid Mabrury ini dikatakan kesayangan beliau KH Murtaji.
B. Mengenal Lebih Dekat Bpk. K. M. Sjahid Mabrury.
K.M.Sjahid Mabrury lahir di desa Karang Sambi Nggali, Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan 01 Januari 1932 dari pasangan bapak Kongso Wongsorejo dan Ibu Susiyah yang merupakan anak ke 3 dari 6 bersaudara yaitu :
1. Karsih .
2 . Sendang Ali Mahfudz.
3. K. M. Sjahid Mabrury
4. Kafsoh
5. Sukiysmi
6. Muntamah.
C. Istri dan Anak-Anak.
K. M. Sjahid Mabrury kawin dengan Siti Masriyah. Dari perkawinan tersebut beliau berdua dikaruniai 7 anak yaitu:
1. M Agus Ulinnuha PNS Guru Agama Islam Negeri ( Pensiunan,)
2. Aang M. Aslachosi Chikam pegawai swasta,sedang istrinya Siti Fatimah Guru PNS
3. Siti Zumrotus Sholihah swasta sedang suaminya Sukirno Tentara.
4. Siti Nurul Hudayati PNS suaminya Imam Masykuri swasta.
5. Didik Abdullah Kholidi PNS istrinya Lulus Novia Ningsih PNS Bidan RS Semen Gresik.
6. Yoyok Abdullah Fahmi PNS Pemkab, sedang istrinya PNS di DINKES Pemkab Tuban.
7. Mamak Achmad Sholeh Jauhari PNS Pemkab Tuban.
Hebatnya semua anaknya bekerja di Tuban dengan kata lain bekerja di negerinya sendiri suatu prestasi orang tua yang berhasil mendidik dan membimbing semua anaknya.
D. Riwayat Pendidikan.
K. M. Sjahid Mabrury pada masa kecilnya memperoleh dari orang tuanya sendiri dan pendidikan yang ada di masyarakat pedesaan pada saat di mana belum semua desa memiliki sekolah formal baik SD maupun MI demikian juga sekolah tingkat menengah baik MTs maupun SMP apalagi tingkat MA maupun SMA / SLTA, beliau hanya memperoleh pendidikan non formal di Langgar/Surau dan Pondok Pesantren, baru setelah dewasa mengikuti Sekolah dengan Program Khusus yaitu KPAA dengan ijazah Formal KPAA ini Pak K.M. Sjahid Mabrury bisa mendukung jabatan Naib atau Kepala KUA di beberapa Kecamatan di Kabupaten Tuban.
E. Pengalaman Kerja.
Dimulai dari staf kantor Depag sekarang Kemenag sampai mendapat jabatan sebagai Naib / Kepala Kantor Urusan Aga (KUA)di beberapa KECAMATAN di Kabupaten Tuban diantaranya:
1. Palang tahun: 1964 – 1969 menur dan data di kantor, sedang menurut keterangan Agus Ulinnuha putra pertama beliau sampai tahun 1976.
2. Jatirogo tahun: 1970 – 1977
3. Tuban kota Tuban: 1978 – 1978
4. Merakurak tahun: 1980 -1987.
F. Pengabdian Masyarakat di Bidang Dakwah.
Ruh dakwah telah mengalir dalam darah diri Pak Kyai M. Sjahid Mabrury ini sejak menimba ilmu di Langgar/Surau dan Pondok Pesantren dan untuk merealisasikan semangat berjuang itu di dirikanlah Langgar kecil untuk ukuran sekarang di samping rumahnya yang diberi nama: Langgar Al Mabrur berlokasi di Latsari Gg l Tuban.Dengan Mushola itu beliau bisa mendidik anak-anaknya dan semuanya keluarga serta juga menampung tetangga sekitaran.
Perlu diingat bahwa di Tuban pada umumnya belum banyak Mushola/Langgar apa lagi Masjid termasuk di Latsari, masjid yang sudah ada baru Masjid Rahmat, yang lain belum ada ,Al Huda masih berstatus Mushola,Al Fajri belum ada termasuk yang lain ,maka Pak Kyai Sjahid Mabrury termasuk orang yang bubak bumi beberapa musholla khususnya di Latsari Tuban.Dengan demikian beliau adalah Pelopor dan motivasi berdiri dan berkembangnya beberapa Mushola dan masjid di antaranya:
1. Musholla Al Huda sekarang Masjid Al Huda Latsari.
2. Langgar Al Mabrur di samping rumah beliau.
3. Musholla Miftahul Jannah Latsari VI Gg Perintis ll Timur Hutel Mustika yang sekarang penulis Ketua Takmirnya penulis sendiri.
4. Musholla Husnul Khatimah
5. Masjid Al Falah, beliau adalah Ketua Takmir pertama.
6. Musholla MTs Negeri Tuban yang menjadi Masjid ketika beliau menjadi Ketua Komite wali murid dari anaknya yang bernama Zuzum Zumrotus Sholihah yang kemudian putrinya sudah tamat Komite dan pembangunannya diteruskan oleh KH Mansur Adnan.
7. Musholla KUA Merakurak.
8. Pengurus MI Hidayatun Najah yang dulu lokasi Utara masjid Al Fajri sekarang ditempati kantor Kecamatan, sedangkan Hidayatun Najah sekarang menjadi lembaga favorit di dalam kota Tuban mengelola Paud ,TK,MI dan MTs yang muridnya sudah ribuan.
9. MI AL Hidayah Gesik Harjo Palang. dll.nya.
K. M. Sjahid Mabrury terkesan low profil orangnya kalem, senyumnya selalu merekah setiap ketemu orang setiap ketemu orang ketiga bermusafahah selalu senyum dan tertawa renyah sambil merunduk meskipun tetap memandang muka orangnya, suka menolong orang apalagi dalam bidang perjuangan Islam khususnya NU. Beliaulah yang memperjuangkan Kantor KUA Palang bisa diproses menjadi milik NU yang awalnya ditempati Kantor Balai Pengobatan NU saat itu Ketuanya Bpk KH. Mshad SH dan Sekretaris Drs. Kasduri yang dalam perkembangan menjadi Kantor MWCNU Palang. Demikian pula saat menjabat Kepala KUA kesan ada tidak pernah mempersulit masyarakat selalu mempermudah urusan terutama urusan Manten.
G. Wafatnya Beliau
Beliau wafat pada Jum’at Pahing tanggal 07 Januari 2000, Pukul 15.10 WIB, dan disemayamkan di makam Jekso Latsari Tuban dalam usia 68 tahun, sedang istrinya Siti Musriyah menyusui pada hari Senin Kliwon 12 Juli 2004.
Selamat jalan Pak Kyai M. Sjahid Mabrury tinggalan amal Jariyahmu sudah banyak sesuai dawuh Kanjeng Nabi bahwa jariyah itu meskipun orangnya sudah wafat tetap mengalir tidak akan putus yaitu: shodaqoh jariyah, anak yang Sholeh dan ilmu yang bermanfaat. Ketiga-tiganya sudah engkau tunaikan, amal Jariyahmu berupa musholla, masjid dan Madrasah dan anak Sholeh ke 7 anakmu yang berhasil kau kau didik, Engkau bimbing semua menjadi orang-orang yang berhasil dan ilmu yang kau berikan baik kepada anak-anakmu sendiri maupun kepada masyarakat baik yang langsung kepada santri yang mengaji di Mushola maupun yang tidak langsung melalui ceramah pengajian, semua cukup sebagai bekalmu Pak Kyai Sjahid Mabrury, selamat beristirahat di Roudlotul Jannah Taman Surga yang indah dengan penuh kenikmatan, semoga semua anak dan dzuriyahmu dapat melanjutkan perjuanganmu . Aamiin .